Foto: Keindahan Prancis Sang Juara Piala Dunia 2018
Afif Farhan - detikTravel
Senin, 16 Jul 2018 01:00 WIB
Paris - Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018. Timnasnya tampil hebat, jangan lupakan negaranya yang indah. Bukan Paris saja lho!
-- Timnas Prancis berhasil menjadi juara Piala Dunia 2018. Simak foto-foto terbaik laga tersebut di sini.
Final Piala Dunia Antarklub FIFA 2018 adalah pertandingan babak final dari Piala Dunia Antarklub FIFA 2018, suatu turnamen antarklub sepak bola internasional yang diselenggarakan di Uni Emirat Arab. Pertandingan ini merupakan pertandingan final ke-15 dari Piala Dunia Antarklub FIFA, suatu turnamen yang diselenggarakan FIFA untuk mempertemukan masing-masing klub juara dari enam konfederasi, serta pemenang liga dari negara tuan rumah.
Pertandingan babak final ini mempertemukan klub Real Madrid dari Spanyol (juara bertahan yang telah memenangkan dua edisi terakhir dari kompetisi ini), yang mewakili UEFA sebagai juara bertahan Liga Champions UEFA, dan klub Al-Ain dari Uni Emirat Arab, yang mewakili negara tuan rumah sebagai juara bertahan UAE Pro-League.[3] Pertandingan ini diadakan di Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi pada 22 Desember 2018.[4]
Real Madrid memenangkan pertandingan final dan memperoleh gelar juara Piala Dunia Antarklub FIFA untuk kali ketiga secara beruntun dan kali keempat secara keseluruhan dengan skor akhir 4–1, sekaligus melampaui pencapaian Barcelona sebagai tim dengan gelar juara terbanyak dalam kompetisi ini.[5]
Dalam tabel berikut, pertandingan final yang dilaksanakan hingga 2005 berada pada era Kejuaraan Dunia Antarklub FIFA, sedangkan pertandingan sejak 2006 dilaksanakan pada era Piala Dunia Antarklub FIFA.
Catatan: Pada 27 Oktober 2017, FIFA resmi mengakui semua juara Piala Interkontinental sebagai juara dunia antarklub, dengan status yang sama dengan Piala Dunia Antarklub FIFA.[6]
Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan final pada Mei 2018, setelah menyelenggarakan pertandingan final pada 2009, 2010, dan 2017.[7] Stadion ini merupakan stadion terbesar di Uni Emirat Arab dan sering digunakan dalam pertandingan yang dilakoni tim nasional sepak bola Uni Emirat Arab.[8] Zayed Sports City Stadium telah menyelenggarakan Final Piala Asia 1996 dan akan menyelenggarakan beberapa pertandingan dalam Piala Asia AFC 2019. Stadion ini juga tampil dalam uang kertas senilai 200 Dirham.[9] Stadion berkapasitas 43.000 kursi ini dibuka pada 1980 dan juga menyelenggarakan beberapa pertandingan dalam Piala Dunia U-20 FIFA 2003 dan Piala Dunia U-17 FIFA 2013.[10][11]
Real Madrid lolos ke Piala Dunia Antarklub FIFA, untuk kelima kalinya secara keseluruhan, sebagai juara Liga Champions UEFA 2017–2018 dengan mengalahkan Liverpool pada babak final.[12] Klub ini menjuarai tiga dari empat edisi Piala Dunia Antarklub sebelumnya, yakni pada 2014, 2016, dan 2017.[13] Piala Dunia Antarklub edisi kali ini merupakan partisipasi klub yang kelima kali dan penampilan ketiga secara beruntun, yang sekaligus menjadi rekor bagi tim perwakilan Eropa. Pertandingan ini merupakan pertandingan final keempat bagi klub (setelah 2014, 2016, dan 2017), serta menyamai rekor yang diperoleh Barcelona. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final ketiga secara beruntun bagi klub, serta memperpanjang rekor dari edisi sebelumnya. Pertandingan ini menjadi pertandingan final yang menampilkan tim dari Eropa untuk ke-14 kalinya secara berturut-turut (hanya pertandingan final pertama pada 2000 yang tidak menampilkan tim dari Eropa), serta pertandingan yang menampilkan tim dari Spanyol untuk ke-8 kali secara keseluruhan dan ke-5 kali secara berturut-turut. Jika Real Madrid menang, Real Madrid akan memegang rekor sebagai tim yang paling sering menjuarai Piala Dunia Antarklub dengan empat gelar, sekaligus memecahkan rekor Barcelona. Kemenangan tersebut juga akan memperpanjang rekor gelar juara secara beruntun bagi suatu tim (3), gelar terbanyak untuk suatu konfederasi (11 gelar untuk UEFA), gelar juara beruntun terbanyak bagi suatu konfederasi (6 gelar untuk UEFA, memecahkan rekor sebelumnya antara 2007 dan 2011), gelar terbanyak bagi suatu negara (7 gelar untuk Spanyol), dan gelar juara beruntun terbanyak bagi suatu negara (5 untuk Spanyol).
Al-Ain lolos ke Piala Dunia Antarklub untuk pertama kalinya sebagai juara UAE Pro-League musim 2017–2018, kompetisi antarklub tertinggi di Uni Emirat Arab.[15] Al-Ain menjadi klub pertama asal Uni Emirat Arab yang mencapai babak final Piala Dunia Antarklub,[16] sekaligus sebagai tim kedua dari Asia (setelah Kashima Antlers pada 2016). Pertandingan final ini juga menjadi pertandingan final keempat yang menampilkan perwakilan tuan rumah (setelah Corinthians pada 2000, Raja Casablanca pada 2013, dan Kashima Antlers dan 2016). Jika Al-Ain menang, Al-Ain akan menjadi tim pertama dari luar Eropa dan Amerika Selatan yang menjuarai Piala Dunia Antarklub, sekaligus tim kedua dari negara tuan rumah yang menjuarai turnamen ini (setelah Corinthians pada 2000).
Pertandingan final ini menjadi pertandingan final kedua yang mempertemukan tim dari Asia dan Eropa, setelah Real Madrid menang atas Kashima Antlers pada pertandingan final edisi 2016. Pertandingan ini juga menjadi pertandingan final ketiga yang mempertemukan tim perwakilan tuan rumah dan tim dari Eropa. Kedua pertandingan sebelumnya dimenangkan tim dari Eropa (Bayern München menang atas Raja Casablanca pada 2013, dan Real Madrid menang pada 2016). Pertandingan ini juga menjadi pertandingan final keempat yang tidak menampilkan tim dari Amerika Selatan setelah 2010, 2013, dan 2016 (semua pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim dari Eropa).
Sebagai juara Eropa, Real Madrid mulai bermain pada babak semi-final dengan menghadapi juara Asia, Kashima Antlers dari Jepang. Kashima, yang telah mengalahkan juara CONCACAF Guadalajara, dikalahkan Real Madrid pada pertandingan final 2016.[17] Madrid mengalahkan Antlers dengan skor akhir 3–1 melalui hat-trick yang dicetak oleh Gareth Bale dalam waktu 11 menit pertandingan.[18] Bale mencetak gol pertama pada menit ke-44 dan menambah dua gol pada menit ke-53 dan ke-55 pada awal babak kedua; Shoma Doi mencetak satu gol hiburan untuk Kashima pada menit ke-78 setelah dinyatakan onside oleh asisten wasit video.[19][20]
Pada babak pertama yang berlangsung pada 12 Desember, Al-Ain mengalahkan Team Wellington melalui adu penalti setelah imbang 3–3 di Hazza bin Zayed Stadium. Wellington, klub semi-professional yang lolos sebagai juara Liga Champions OFC, memasuki pertengahan waktu pertandingan dengan keunggulan 3–1 yang kemudian diakhiri dengan gol penyama kedudukan melalui tendangan voli dari Marcus Berg.[21] Skor tetap tidak bertambah setelah perpanjangan waktu dan berlanjut ke babak adu penalti, yang dimenangkan Al-Ain dengan skor 4–3 setelah lima kali percobaan setelah penjaga gawang Khalid Eisa melakukan dua penyelamatan.[22][23]
Al-Ain kemudian menghadapi juara Afrika Espérance de Tunis dalam pertandingan babak kedua, yang digelar tiga hari kemudian di Hazza bin Zayed Stadium. Al-Ain secara mengejutkan mengalahkan Espérance 3–0 setelah memulai pertandingan dengan dua gol yang dicetak pada 16 menit pertama.[24] Al-Ain kembali membuat kejutan pada babak semi-finals, dengan mengalahkan juara Copa Libertadores River Plate melalui adu penalti dan melaju ke babak final Piala Dunia Antarklub.[25] Pertandingan ini dimulai dengan dua gol awal yang dicetak oleh Rafael Santos Borré bagi River Plate setelah gol pembuka dari Berg; setelah gol penyeimbang dianulir oleh asisten wasit video, Caio Lucas Fernandes mencetak gol bagi Al-Ain pada menit ke-51 untuk menyamakan kedudukan dengan skor 2–2. Setelah perpanjangan waktu tanpa tambahan gol, berkat penyelamatan oleh penjaga gawang Eisa, Al-Ain mengalahkan River Plate dengan skor 5–4 melalui adu penalti, dengan penyelamatan yang dilakukan oleh Eisa terhadap tendangan Enzo Pérez dari River Plate.[26][27] Kemenangan tersebut menjadi kemenangan kedua bagi Al-Ain melalui adu penalti.[28][29] Pertandingan babak semi-final melawan River disebut sebagai "pencapaian terbesar" dalam sejarah sepak bola Uni Emirat Arab oleh Zoran Mamić, manajer Al-Ain.[28]
Real Madrid memiliki penguasaan bola sebanyak 70 persen pada babak pertama dan memanfaatkan celah pertahanan Al-Ain untuk menciptakan 11 tendangan.[30] Setelah tendangan dari pemain Al-Ain Hussein El Shahat ditangkap oleh penjaga gawang lawan, Luka Modrić mencetak gol pembuka untuk Madrid pada menit ke-14 melalui tendangan dari kaki kiri.[31] Caio berusaha menyamakan kedudukan semenit kemudian, tetapi dinyatakan offside. Babak pertama berakhir dengan keunggulan 1–0 bagi Madrid, dengan beberapa tendangan yang ditangkap oleh penjaga gawang Al-Ain Khalid Eisa.[32]
Madrid membuka babak kedua dengan beberapa serangan menuju gawang lawan sambil mempertahankan penguasaan bola. Gol kedua tercipta pada menit ke-60 melalui sepakan jarak jauh oleh Marcos Llorente.[31] Laju pertandingan melambat saat Al-Ain berusaha mencetak gol hiburan melalui Caio yang memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Sergio Ramos tetapi tidak berhasil mencetak skor ke gawang yang dijaga oleh Thibaut Courtois.[30] Ramos membalasnya dengan mencetak gol pada menit ke-79, melalui sundulan kepala setelah menerima tendangan sudut oleh Modrić saat melakukan serangan balasan, sehingga memberikan keunggulan tiga gol bagi Real Madrid. Enam menit berselang, tendangan bebas Caio diterima pemain bek kiri Tsukasa Shiotani, yang mencetak satu-satunya gol bagi Al-Ain dalam pertandingan ini.[32] Pada waktu tambahan, sebuah gol bunuh diri dicetak oleh Yahya Nader dari Al-Ain melalui umpan silang dari pemain pengganti Madrid Vinícius Júnior. Gol tersebut menjadi gol terakhir bagi Madrid untuk memperpanjang keunggulan menjadi 4–1.[31]
Dengan kemenangan tersebut, Real Madrid menjadi pemegang rekor gelar juara terbanyak dalam Piala Dunia Antarklub dengan mengoleksi empat gelar. Real Madrid juga menciptakan rekor gelar paling beruntun dengan memperoleh gelar ketiga secara berturut-turut.[5][32] Ini merupakan trofi pertama yang dimenangkan oleh manajer Santiago Solari, yang mulai ditugaskan oleh Real Madrid pada Oktober lalu; Solari memuji Al-Ain karena perjuangannya menuju babak final dan menyebutnya sebagai "pencapaian yang berarti".[36]
Marcos Llorente, yang mencetak satu gol dalam pertandingan ini, memenangkan penghargaan pemain terbaik dalam pertandingan final.[5] Gareth Bale dari Real Madrid memenangkan penghargaan Golden Ball sebagai pemain terbaik dalam turnamen ini, serta menjadi pencetak gol terbanyak dengan mengoleksi tiga gol (bersama Rafael Santos Borré dari River Plate). Caio dari Al-Ain memenangkan Silver Ball. Real Madrid juga memenangkan penghargaan FIFA Fair Play karena catatan disipliner terbaik selama turnamen.[37]
Final Piala Dunia FIFA 2018 adalah pertandingan sepak bola yang menentukan pemenang Piala Dunia FIFA 2018. Pertandingan ini menjadi final yang ke-21 dari Piala Dunia FIFA, turnamen empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional asosiasi anggota FIFA. Pertandingan ini diselenggarakan di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, pada 15 Juli 2018 dan diikuti oleh tim pemenang pada babak semifinal.[2]
Pertandingan final ini digelar di Stadion Luzhniki yang terletak di Distrik Khamovniki dalam wilayah Okrug Administratif Sentral, Moskwa. Stadion ini diumumkan sebagai tempat pertandingan final pada tanggal 14 Desember 2012, berdasarkan hasil pertemuan Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, Jepang.[3] Stadion ini juga menggelar enam pertandingan lain, termasuk pertandingan pembuka pada 14 Juni dan pertandingan babak semifinal kedua pada 11 Juli.
Stadion Luzhniki yang sebelumnya bernama Gelanggang Utama Stadion Sentral Lenin hingga 1992, awalnya dibuka pada tahun 1956 sebagai bagian dari Kompleks Olimpiade Luzhniki.[4] Stadion ini difungsikan sebagai stadion nasional negara tersebut, digunakan dalam banyak pertandingan oleh tim nasional Rusia dan tim nasional Uni Soviet dahulu. Pada masa lalu, stadion ini pernah dipakai sebagai stadion kandang dalam berbagai waktu oleh klub CSKA Moskwa, Torpedo Moskwa, dan Spartak Moskwa. Namun, kini tidak ada klub yang bermarkas di stadion ini.[5][6]
Stadion ini pernah menjadi tuan rumah beberapa ajang olahraga internasional. Salah satunya adalah Olimpiade Musim Panas 1980, stadion ini digunakan sebagai tempat upacara pembukaan dan penutupan, atletik, sepak bola (empat pertandingan, termasuk perebutan medali emas), dan berkuda.[7] Stadion ini menjadi tempat perhelatan Final Piala UEFA 1999 dan juga Final Liga Champions UEFA 2008.[8] Ajang lain yang pernah digelar antara lain: Spartakiad, pertandingan final Kejuaraan Dunia Hoki Es 1957, Universiade Musim Panas 1973, Pesta Olahraga Persahabatan pada 1984, Goodwill Games 1986, dan Kejuaraan Dunia Remaja 1998. Pada 2013, Piala Dunia Rugbi Tujuh dan Kejuaraan Dunia Atletik diselenggarakan di stadion ini. Stadion ini pernah menjadi tempat konser berbagai artis seperti: Michael Jackson, The Rolling Stones, Madonna, Metallica, Kino, U2, dan Red Hot Chili Peppers.[9][10] Festival Musik Moskwa juga berlangsung di stadion ini pada Agustus 1989.
Stadion Luzhniki merupakan stadion Kategori Empat UEFA dan stadion terbesar dalam ajang Piala Dunia 2018 sekaligus di Rusia, dengan kapasitas maksimum mencapai 81.006 orang. Kapasitasnya tersebut menjadikannya stadion terbesar di kawasan Eropa Timur dan terbesar kedelapan di seluruh Eropa. Sebagai bagian dari penawaran Piala Dunia Rusia, stadion ini kemudian dibangun kembali dan diperbesar yang pengerjaannya dimulai pada Agustus 2013. Penutup otomatis beserta bagian depan stadion tetap dipertahankan karena nilai arsitekturnya yang bersejarah.[11] Proyek rekonstruksi stadion ini rampung pada 2017 dan menelan biaya hingga €350 juta.
Setelah Uruguay dan Brasil tereliminasi di perempat final, perwakilan Eropa dipastikan memenangkan Piala Dunia untuk keempat kalinya secara beruntun. Pertandingan ini juga merupakan pertandingan final Piala Dunia kesembilan yang hanya diikuti tim-tim dari Eropa, yang terakhir kali terjadi pada Piala Dunia 2006 dan 2010.[12][13]
Pertandingan ini merupakan pertandingan final Piala Dunia ketiga bagi Prancis. Prancis pertama kali tampil di babak final pada pertandingan final Piala Dunia 1998 sebagai tuan rumah, dengan kemenangan 3–0 atas juara bertahan Brasil. Prancis juga mencapai babak final Piala Dunia 2006, di mana Prancis kalah dari Italia dalam adu penalti setelah imbang 1–1.[14] Hanya Jerman (delapan kali) dan Italia (enam kali) yang telah mencapai final Piala Dunia lebih banyak dari tim-tim Eropa lainnya.[15] Didier Deschamps menjadi orang keempat yang mencapai babak final Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih, setelah Franz Beckenbauer, Rudi Völler, dan Mário Zagallo.[16]
Pertandingan ini merupakan pertandingan final Piala Dunia pertama bagi Kroasia dalam penampilan kelima di Piala Dunia. Kroasia merupakan tim perwakilan Eropa ke-10 dan tim nasional ke-13 yang mencapai final Piala Dunia, dan finalis baru pertama setelah Spanyol pada Piala Dunia 2010.[17][18] Dengan populasi sebanyak 4,17 juta jiwa, Kroasia merupakan negara terkecil kedua (berdasarkan populasi penduduk) yang bermain di final Piala Dunia, setelah Uruguay (juara dunia 1930 dan 1950).[19] Penampilan terbaik sebelumnya adalah sebagai debutan Piala Dunia pada Piala Dunia 1998, ketika finis di posisi ketiga,[20] kalah 2–1 dari tuan rumah Prancis di babak semifinal sebelum mengalahkan Belanda 2–1 pada perebutan juara ketiga.[21][22]
Pertandingan final Piala Dunia ini merupakan pertemuan keenam bagi Prancis dan Kroasia, dengan kemenangan bagi Prancis sebanyak tiga kali dan imbang dua kali.[23] Kedua tim pertama kali bertemu pada babak semifinal Piala Dunia 1998, dengan kemenangan Prancis 2–1.[24] Pertandingan kompetitif lainnya terjadi pada babak grup Euro 2004, yang berakhir imbang 2–2. Pertemuan terakhir sebelum Piala Dunia 2018 terjadi pada laga persahabatan pada Maret 2011 yang berakhir imbang 0–0.[25]
Diperbarui: 16 Juli 2018, 11:22 WIB Diterbitkan: 16 Juli 2018, 11:22 WIB
Liputan6.com, Jakarta Timnas Prancis tampil menjadi juara Piala Dunia 2018. Tim Ayam Jantan ini sukses menghantam Kroasia 4-2 di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia.
Timnas Prancis membuka keunggulan pada menit ke-18 melalui tendangan bebas Antoine Griezmann yang kemudian meluncur deras ke gawang setelah mengenai kepala Mario Mandzukic yang berusaha menghalau datangnya bola. Gol ini pun diklaim oleh FIFA sebagai gol bunuh diri Mandzukic.
Kroasia tak butuh waktu yang lama untuk bisa membuat kedudukan menjadi imbang. Ivan Perisic berhasil membuat kedudukan menjadi imbang 1-1 melalui gol yang dicetaknya pada menit ke-29.
Berawal dari kemelut di kotak penalti Prancis, Perisic mendapatkan sodoran bola dari Domagoj Vida dan langsung melepaskan tembakan keras dengan kaki kiri yang tak mampu dihalau Hugo Lloris.
Namun, timnas Prancis kembali unggul pada menit ke-37 melalui eksekusi penalti Griezmann. Handball yang dilakukan Ivan Perisic di dalam kotak penalti dilihat lagi oleh wasit melalui Video Assistant Referee (VAR) yang kemudian memutuskan memberikan penalti kepada Les Bleus.
Tertinggal 1-2 di babak pertama membuat Kroasia terus berusaha meningkatkan serangannya di babak kedua. Permainan cepat terus diperlihatkan oleh Luka Modric dkk. untuk bisa mengejar ketertinggalan.
Namun, justru Prancis yang berhasil memperbesar keunggulan pada menit ke-59 melalui gol yang dicetak Paul Pogba. Gelandang bertahan Les Bleus itu menerima umpan sodoran dari Antoine Griezmann dan mencoba melepaskan tembakan dari luar kotak penalti.
Bola tembakan kaki kanannya sempat membentur pemain bertahan Kroasia dan bola rebound disambarnya kembali dengan tembakan kaki kiri yang tak bisa dihalau oleh kiper Kroasia, Danijel Subasic.
Kroasia seakan kehilangan semangat untuk bisa menantang Prancis. Hal tersebut terlihat dari begitu cepatnya Les Bleus memperbesar kembali keunggulan menjadi 4-1 pada menit ke-65 melalui gol yang dicetak Kylian Mbappe.
Pemain termuda di Piala Dunia 2018 itu mencetak gol setelah menerima umpan dari Lucas Hernandez. Mbappe tampak dengan tenang melepaskan tembakan mendatar yang meluncur ke sudut kanan bawah gawang Kroasia.
Kroasia berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 2-4 pada menit ke-69 lewat gol yang dicetak Mario Mandzukic. Gol dari Kroasia tercipta karena blunder yang dilakukan kiper Prancis, Hugo Lloris, yang bermaksud mengecoh Mandzukic di dalam kotak penalti. Sayang, bola mengenai kaki Mandzukic dan masuk ke dalam gawang Timnas Prancis.
Tekanan pun kembali diperlihatkan oleh Kroasia untuk bisa kembali memperkecil ketertinggalan. Namun, hingga pertandingan berakhir tak ada satu pun gol tambahan yang tercipta. Les Bleus pun resmi menjadi juara Piala Dunia 2018.
Lantas pertanyaan sekarang apakah kutukan juara Prancis akan terjadi di Piala Dunia 2022 nantinya? Saat Piala Dunia Qatar 2022, Prancis tergabung dengan Australia, Denmark dan Tunisia. Apakah terkena kutukan juara bertahan Piala Dunia nantinya?Nah, sekarang apalagi yang terjadi di Piala Dunia 2018 selain Prancis juara dunia dan Luka Modric Top Skorer Piala Dunia 2018: Harry Kane Sabet Sepatu Emasmendapatkan gelar pemain terbaik. Berikut ini, rangkumannya.
Jutaan warga Prancis bersuka cita setelah tim nasional mereka memenangkan trofi Piala Dunia 2018 di Rusia. Skuat besutan Didier Deschamps itu menang 4-2 atas Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskow.